Eksplorasi 6 Jejak Sejarah Angkringan yang Semakin Populer hingga Kini
Share to:
Daftar Isi
Angkringan adalah salah satu fenomena kuliner yang gak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat di Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan keunikan dan kesederhanaannya, angkringan jadi tempat favorit untuk berkumpul sambil menikmati makanan nikmat yang sederhana.
Tapi pastinya banyak dari kamu yang masih awam tentang awal mula kemunculan angkringan dan bagaimana perkembangannya dari masa ke masa. Yuk, simak aja ulasan mendalam seputar sejarah angkringan berikut ini!
Sejarah Angkringan
Angkringan pertama kali muncul di Yogyakarta pada awal abad ke-20 dengan konsep yang sederhana, yaitu berupa gerobak kayu yang bisa didorong-dorong untuk menjual makanan dan minuman di pinggir jalan.
Pada awal kemunculannya, angkringan sederhana banyak dijalankan oleh masyarakat kelas bawah yang ingin mencari nafkah dengan modal terbatas. Mereka menjual makanan-makanan sederhana, kayak nasi kucing (nasi dalam porsi kecil dengan lauk sederhana), sate usus, gorengan, dan aneka minuman tradisional.
Sejarah angkringan mencatat bahwa pada tahun 1950-an, warung dengan konsep ini semakin populer di kalangan masyarakat karena menawarkan makanan nikmat dengan harga yang murah dan praktis. Seiring berjalannya waktu, angkringan pun jadi bagian penting dari kehidupan malam di Yogyakarta.
Banyak mahasiswa, pekerja, dan warga lokal yang menjadikan angkringan sebagai tempat berkumpul setelah seharian beraktivitas. Angkringan jadi tempat yang sangat inklusif, di mana semua lapisan masyarakat bisa berkumpul tanpa memandang status sosial.
Asal Usul Nama “Angkringan”
Kalau membahas seputar sejarah angkringan, kita juga harus tau nih asal usul dari nama “Angkringan” itu sendiri. Nama ini gak muncul begitu aja lho, tapi punya sejarahnya sendiri yang cukup menarik.
Kata “angkringan” sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu “angkring”, yang artinya duduk santai atau kalau bahasa gaulnya bisa disebut nongkrong. Nama ini sangat cocok untuk menggambarkan suasana yang tercipta di tempat ini, di mana orang-orang bisa duduk santai sambil menikmati makanan dan berbincang.
Selain dikenal dengan nama tersebut, sejarah angkringan juga mencatat bahwa tempat nongkrong ini juga dikenal dengan nama “hik” di daerah Solo dan sekitarnya.
Nama tersebut merupakan singkatan dari “hidangan istimewa kampung”. Nama ini juga menggambarkan kesederahanaan dan keramahan yang ditawarkan oleh angkringan.
Filosofi Angkringan
Angkringan bukan hanya tentang makanan, tapi juga tentang filosofi hidup. Angkringan mencerminkan kesederhanaan, kebersamaan, dan keramahtamahan.
Di angkringan, semua orang diperlakukan sama, tanpa memandang status sosial. Hal ini menjadikan angkringan sebagai tempat yang sangat inklusif, di mana siapa pun bisa datang, duduk, dan berbincang dengan siapa saja.
Konsep kesederhanaan yang diusung angkringan juga tercermin dalam cara penyajian dan pilihan menu. Makanan yang disajikan di angkringan umumnya adalah makanan yang mudah disiapkan dan gak membutuhkan bahan-bahan yang mahal.
Namun, justru kesederhanaan inilah yang membuat angkringan jadi tempat yang nyaman dan ramah bagi semua orang.
Awal Mula Menu Angkringan
Pada awal kemunculannya, menu makanan angkringan sangat sederhana dan hanya terdiri dari makanan yang mudah disiapkan serta tahan lama.
Sejarah angkringan mencatat bahwa menu andalan warung angkringan adalah nasi kucing, yang terdiri dari nasi dengan porsi kecil serta dilengkapi dengan lauk sederhana, kayak sambal, ikan teri, atau oseng tempe.
Selain itu, ada juga berbagai macam sate, mulai dari sate usus, sate telur puyuh, dan sate kerang. Gorengan kayak tempe mendoan, bakwan, dan tahu isi juga jadi pilihan favorit.
Minuman yang dijual di angkringan pun gak kalah beragam. Mulai dari teh manis, kopi hitam, hingga wedang jahe dan susu jahe yang hangat. Semuanya disajikan dengan cara yang sederhana namun penuh kehangatan, sesuai dengan filosofi angkringan itu sendiri.
Perbedaan Konsep Angkringan Dulu dan Sekarang
Meskipun konsep angkringan asli yang sesuai dengan sejarah angkringan masih banyak ditemukan di Yogyakarta dan sekitarnya, perkembangan zaman telah membawa perubahan pada konsep ini.
Kini, muncul angkringan modern yang mengusung konsep serupa namun dengan sentuhan yang lebih kontemporer. Angkringan modern sering kali menggunakan gerobak yang lebih modern dan menjual makanan dengan kemasan yang lebih menarik.
Angkringan modern juga kerap menawarkan menu yang lebih bervariasi dan inovatif. Selain menu tradisional kayk nasi kucing dan sate usus, angkringan modern sering kali menambahkan menu-menu baru, kayak aneka mie, burger, dan minuman kekinian.
Beberapa angkringan modern bahkan dilengkapi dengan fasilitas Wi-Fi dan tempat duduk yang lebih nyaman sehingga menjadikannya tempat yang cocok untuk para anak muda.
Meskipun demikian, esensi dari angkringan tetap terjaga. Angkringan, baik yang tradisional maupun modern, tetap menjadi tempat di mana orang bisa berkumpul, berbincang, dan menikmati hidangan dengan harga terjangkau.
Angkringan tetap jadi simbol kebersamaan dan keramahtamahan khas Jawa yang terus bertahan di tengah perubahan zaman.
Makanan Angkringan yang Populer
Seiring berkembangnya zaman, variasi makanan di angkringan pun semakin beragam. Namun, beberapa makanan tetap menjadi favorit sepanjang masa sejak awal mula sejarah angkringan. Berikut adalah beberapa makanan angkringan yang paling populer:
1. Nasi Kucing: Porsi kecil nasi dengan lauk sederhana yang menjadi ciri khas angkringan.
2. Sate Usus: Sate yang terbuat dari usus ayam yang dibumbui dan dibakar.
3. Sate Telur Puyuh: Telur puyuh yang direbus kemudian dibakar dengan bumbu kecap.
4. Gorengan: Aneka gorengan kayak tempe mendoan, bakwan, dan tahu isi.
5. Wedang Jahe: Minuman hangat yang terbuat dari jahe yang direbus dengan gula merah.
Nah, itulah pembahasan seputar sejarah angkringan yang menarik untuk diketahui. Apakah kamu juga pecinta makanan sederhana dari angkringan?
Selain sejarah angkringan, kamu juga bisa cek ulasan menarik seputar sejarah makanan lainnya, kayak sejarah mie ayam, sejarah ketoprak, dan sejarah bakso hanya di Horego.
Tulis review di Horego banyak untungnya, lho! Dapatkan voucher makanan sampai smartphone terbaru cuma dengan bikin review yang bagus. Yuk, download Horego dan buat review sebanyak-banyaknya!